MINAHASA – Upaya menghadirkan pembelajaran fisika yang lebih kontekstual dan relevan di era digital diwujudkan melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Tahun 2025 yang dilaksanakan tim mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima). Program ini didanai oleh Belmawa Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kegiatan bertajuk “Ngoding Bareng Siswa XI IPA SMAN 2 Tondano melalui Pelatihan MATLAB untuk Visualisasi Eksperimen Fisika Berbasis Komputasi” digelar di Laboratorium Fisika SMAN 2 Tondano, Jumat (3/10/2025) dimulai pada pukul 08.00 Wita.
Siswa-siswa kelas XI IPA sebanyak 11 orang mengikuti pelatihan intensif yang menggabungkan eksperimen sederhana dengan teknologi komputasi.
Selama pelatihan, siswa diperkenalkan pada penggunaan MATLAB untuk memvisualisasikan fenomena fisika yang selama ini kerap dianggap abstrak, seperti listrik statis, pemanasan global, dan bidang miring. Rangkaian eksperimen dirancang dengan alat sederhana berbasis lingkungan sekitar, lalu diintegrasikan dengan MATLAB untuk menghasilkan visualisasi ilmiah yang lebih konkret, interaktif, dan mudah dipahami.
Ketua tim pelaksana, Suvi Elvirawati Zebua, bersama anggota tim Tesalonika Yakomina Gahansa, Dwi Artaningsih Nazara, Dwi Maharani Zalukhu, dan Aseri Lombu, memandu jalannya pelatihan dengan dukungan dosen pembimbing, Kamaruddin, S.Si., M.Si.
Guru Fisika SMAN 2 Tondano, Margaretha Linda Pagalo, S.Pd., menilai program ini sejalan dengan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. “Integrasi eksperimen sederhana dengan MATLAB membuat siswa tidak hanya mengamati gejala fisika, tetapi juga menganalisisnya secara digital. Hal ini memperkaya strategi pembelajaran kami dan menjadikan fisika lebih mudah dipahami,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari Kepala SMAN 2 Tondano, Meita Mankey, S.Th., yang menyebut kolaborasi dengan Unima sebagai bentuk nyata sinergi dunia kampus dan sekolah.
“Kami berterima kasih atas kerjasama yang terjalin melalui PKM ini. Program seperti ini sangat bermanfaat, dan kami berharap sinergi serupa dapat terus berlanjut ke depannya,” katanya.
Kegiatan berlangsung dalam suasana interaktif. Siswa terlihat antusias mencoba instruksi pemrograman, menghubungkan hasil eksperimen dengan MATLAB, hingga menampilkan representasi digital dari percobaan.
Salah seorang siswa, Gisela Karundeng, mengaku lebih mudah memahami konsep fisika melalui pendekatan ini. “Biasanya kami kesulitan memahami listrik statis karena sifatnya abstrak. Tapi dengan eksperimen sederhana yang divisualisasikan lewat MATLAB, konsepnya jadi lebih mudah dipahami sekaligus menarik,” ungkapnya.
Melalui pelatihan ini, Unima menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pembelajaran sains yang inovatif. Kombinasi eksperimen sederhana dan teknologi digital tidak hanya membuat fisika lebih kontekstual bagi siswa, tetapi juga menunjukkan bagaimana kemitraan universitas dengan sekolah menengah dapat memperkuat kualitas pendidikan menuju generasi yang melek sains dan teknologi. (Abner)