Ribuan Buruh Serukan Keadilan Sosial dan Upah Layak
karyamedia.com Manado1 Mei 2025 Ribuan buruh dari berbagai sektor memadati pusat Kota Manado dalam aksi damai memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) 2025.
Dengan membawa spanduk bertuliskan tuntutan keadilan upah, perlindungan pekerja, serta penolakan terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, massa yang tergabung dalam puluhan serikat pekerja ini berjalan dari Tugu Kawanua menuju Kantor Wali Kota Manado. Aksi berlangsung tertib di bawah pengamanan aparat kepolisian.
Dalam orasinya, Koordinator Aliansi Buruh Sulut (ABAS), Johanis Tambuwun, menekankan pentingnya revisi kebijakan upah minimum provinsi (UMP) yang dinilai tidak sesuai dengan biaya hidup di Sulawesi Utara.
“Kenaikan inflasi dan harga kebutuhan pokok harus diimbangi dengan kenaikan upah yang manusiawi. Jangan biarkan buruh terus terjepit!” serunya di hadapan massa.
Wali Kota Manado, Andrei Angouw, yang turut hadir menyambut para demonstran, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk memperjuangkan hak pekerja.
“Kami sedang mengkaji skema insentif bagi perusahaan yang memprioritaskan kesejahteraan buruh, termasuk program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pekerja,” ujarnya. Angouw juga menjanjikan dialog terbuka antara serikat buruh, pengusaha, dan pemda untuk menyelesaikan persoalan klasik seperti sistem kontrak outsourcing.
Uniknya, peringatan May Day tahun ini diwarnai dengan sentuhan budaya lokal. Peserta aksi mengenakan pin “Kawanua Bekerja” dan menampilkan tarian Maengket sebagai simbol solidaritas. Di sisi lain, sejumlah organisasi masyarakat membuka posko kesehatan gratis serta konsultasi hukum bagi pekerja di sekitar lokasi aksi.
“Saya ikut aksi karena ingin suara kami didengar. Sudah terlalu lama upah di sektor retail stagnan, sementara beban hidup semakin berat,” ucap Maria Lengkong, salah satu peserta yang bekerja di pusat perbelanjaan Manado.
May Day 2025 di Manado tidak hanya menjadi ajang unjuk tuntutan, tetapi juga refleksi atas kolaborasi antara buruh, pemangku kebijakan, dan masyarakat sipil. Para pekerja berharap komitmen yang disampaikan hari ini tidak berhenti di retorika, tetapi diwujudkan dalam kebijakan nyata.
Wisje