MINAHASA – Tiga akademisi Universitas Negeri Manado (Unima) dari lintas jurusan bersinergi mendorong inovasi pertanian berkelanjutan di Kabupaten Minahasa.
Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), yang dimpimpin oleh Dr. Utari Satiman, SP, M.Si. (Dosen Pendidikan Biologi FMIPAK), bersama dua anggotanya yakni Dr. Jovialine Albertine Rungkat, S.Pd., M.Si. (Dosen Pendidikan IPA Unima), dan Dr. Johan Reimon Batmetan, S.Pd., MT. (Dosen Pendidikan TIK FATEK Unima), hadir langsung di tengah masyarakat Desa Kayuuwi, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Pertanian dan Rumah Tangga”, kegiatan ini berlangsung sejak 27 Mei 2025 hingga pertengahan 16 Juli 2025, dengan skema Program Kemitraan Masyarakat yang diinisiasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unima.
Jawaban Ilmiah atas Persoalan Pertanian
Kegiatan ini bertujuan menjawab tiga persoalan mendasar yang dihadapi Kelompok Tani “Berkat” Desa Kayuuwi: rendahnya pengetahuan tentang pupuk organik, belum adanya keterampilan teknis dalam mengolah limbah, serta kurangnya pemanfaatan teknologi sederhana dalam aktivitas pertanian.
Menurut Dr. Utari Satiman, banyak limbah rumah tangga, pertanian, dan peternakan di desa tersebut yang selama ini hanya menjadi sampah, padahal sebenarnya dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat secara agronomis dan ekonomis.
Dari Teori ke Aksi Nyata
Tim PKM Unima tidak hanya memberikan penyuluhan, tetapi juga pelatihan praktis. Para petani dilibatkan langsung dalam proses pembuatan pupuk padat, mulai dari pencacahan bahan organik menggunakan mesin sederhana, fermentasi, hingga pengemasan. Kegiatan ini juga dilengkapi evaluasi melalui pre-test dan post-test.
Hasilnya, terjadi peningkatan signifikan dalam pemahaman petani. Beberapa indikator pemahaman bahkan menunjukkan lonjakan hingga 300 persen setelah pelatihan. Lebih dari itu, pupuk hasil pelatihan langsung dimanfaatkan untuk budidaya kacang tanah di demplot kelompok tani.
Kampus Berdampak, Masyarakat Mandiri
Program ini sejalan dengan semangat “Kampus Berdampak” yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta mendukung visi Rektor Unima, Dr. Joseph Kambey, SE., Ak., MBA., untuk menjadikan Unima sebagai kampus unggul, mandiri, kompetitif, dan enterpreneurial.
Dekan FMIPAK, Prof. Dr. Yermia Semuel Mokosuli, M.Si., juga mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai bentuk percepatan inovasi sains dan teknologi berbasis lingkungan hidup.
Harapan untuk Masa Depan
“Dengan keterampilan baru ini, para petani kini lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik, bahkan punya peluang membuka usaha kecil berbasis pertanian berkelanjutan,” ungkap Utari, saat dihubungi Karyamedia.com, Jumat (01/08/2025).
Di sisi lain, Dr. Utari Satiman juga menambahkan bahwa penerapan teknologi tepat guna seperti mesin pencacah sederhana akan menjadi penggerak perubahan pola pikir petani ke arah yang lebih inovatif dan produktif.
Program PKM ini menjadi contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menciptakan solusi konkret berbasis sains, teknologi, dan kearifan lokal. (Abner)
