Sulut Manado, ekaryamedia.com 16 Agustus 2025– Suasana haru dan bangga menyambut kedatangan Heaven Kawet, karateka muda asal Desa Sinisir, Modoinding, di markas LPK RI Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu (16/8/2025). Remaja 16 tahun ini baru saja mencatat sejarah gemilang dengan meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Karate Gojukai ke-8 di Chiba, Jepang.
Heaven, siswi kelas 12 SMA Negeri 9 Manado, berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang bergengsi yang diikuti atlet dari 36 negara. Kunjungannya ke kediaman Ketua LPK RI Sulut, Stevanus Sumampouw, diwarnai sorak-sorai dan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan dan sesama atlet.
Pada nomor kumite putri kelas -53 kg, Heaven tampil dominan. Ia menaklukkan lawan dari Namibia, Afrika Selatan, dan Chili, sebelum mengalahkan perwakilan Brasil di partai puncak. Kemenangannya ini mengantarkan Indonesia finis sebagai *runner-up* dunia.
Prestasi Heaven terasa istimewa karena ia menjadi satu-satunya wakil Sulut di kejuaraan tersebut. Putri pasangan Yossy Kawet dan Youla Taga ini kini masuk jajaran elite karateka dunia yang disegani, membawa nama Indonesia berkibar di kancah internasional.
Ketua LPK RI Sulut, Stevanus Sumampouw, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Ia menegaskan, kesuksesan Heaven membuktikan anak muda Sulut mampu bersaing global berkat disiplin, kerja keras, serta dukungan keluarga dan masyarakat.
“Heaven Kawet membuktikan generasi Sulut bisa bersuara lantang di dunia internasional. Ini bukan hanya prestasinya, tapi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, khususnya Sulut,”** ujar Sumampouw dengan mata berkaca-kaca.
Bagi warga Modoinding, kemenangan Heaven menjadi simbol harapan bahwa mimpi besar bisa lahir dari desa kecil. Kehadirannya di markas LPK RI Sulut juga dimaknai sebagai momentum memperkuat komitmen melahirkan lebih banyak atlet berprestasi dari daerah.
Ketua Forum Media Pewarta Sulut (FMPS), Wisje Maramis, turut menyampaikan kebanggaan. Ia mengisahkan perjuangan keluarga Heaven yang sederhana: ayahnya petani, ibunya ibu rumah tangga, yang rela menjual kebun demi pendidikan dan mimpi sang anak.
“Inilah putri desa yang lahir dari kesederhanaan. Pengorbanan keluarganya terbayar dengan emas dunia,”tegas Wisje, seraya menyebut Heaven sebagai teladan nyata ketekunan dan pengorbanan.
Medali emas dari Jepang diyakini bukan akhir perjalanan Heaven. Sosoknya kini menjadi inspirasi bagi generasi muda Sulut untuk berani bermimpi, berjuang tanpa lelah, dan menaklukkan panggung dunia.
Wisje