MINAHASA – Guru besar jurusan pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) FT Unima, Prof. Dr. Lousia Nicolina Kandoli, M.Si., dan Ketua jurusan (Kajur) PKK FT Unima, Dra. Telly F. Tangkere, M.Pd/Tata Boga,. menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), bertempat di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kamis (19/9/2024).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Universitas Negeri Manado (Unima) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) selama dua hari, yang bertujuan untuk melaksanakan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam PKM tersebut, Prof Lis dan Dra Telly mengangkat judul, Penyuluhan Gizi Anak Remaja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Tagulandang Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Saat diwawancarai, Prof Lis mengungkapkan bahwa masalah gizi yang timbul pada usia sekolah khususnya anak remaja dipicu oleh beberapa faktor seperti kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang salah, kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan, promosi yang berlebihan tentang produk makanan di media masa dan maraknya produk impor makanan.
Prof Lis juga menambahkan bahwa pentingnya pengetahuan pangan dan gizi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi sehingga diperlukan pendidikan gizi secara formal maupun non formal.
“Anak SMP yang tergolong anak remaja perlu dibekali dengan pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan tubuh agar mereka menjadi anak yang tumbuh sehat kuat menghadapi masa depan,” ujar Kandoli.
Disamping itu, menurut Prof Lis, program pengetahuan bagi anak-anak sekolah usia remaja tentang Gizi ini untuk membantu masyarakat terdampak erupsi gunun ruang.
“Kegiatan PKM ini diawali dengan pendataan masyarakat dalam hal ini para remajayang mengalami erupsi gunung ruang dan dalam fase ini, dilakukan juga sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana dan tahapan program, serta pentingnya keterlibatan mereka dalam proses pembangunan kembali,” katanya.
Prof Lis juga menekankan pentingnya asupan nutrisi yang seimbang dan cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
“Faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya semuanya mempengaruhi kebiasaan makan remaja dan, oleh karena itu, perhatian terhadap edukasi gizi dan pemahaman mengenai pola makan yang sehat sangat penting dalam memastikan kesejahteraan mereke,” tegas Kandoli.
“Kebutuhan energi dan nutrien pada remaja menekankan pentingnya asupan kalori yang cukup serta makronutrien dan mikronutrien yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Remaja perlu didorong untuk mengadopsi pola makan seimbang yang kaya akan makanan bergizi, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi harian mereka tetapi juga mendukung kesehatan jangka panjang,” sambungnya.
Di sisi lain, Prof Lis juga menjelaskan bahwa pemilihan makanan pada remaja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikososial seperti lingkungan keluarga, teman sebaya, media, status sosial ekonomi, serta pengaruh psikologis seperti citra tubuh dan emosi dan faktor-faktor ini dapat mendorong perilaku makan yang sehat maupun tidak sehat.
“Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi gizi yang baik dan membangun lingkungan yang mendukung pilihan makanan sehat untuk membantu remaja mengembangkan kebiasaan makan yang baik sepanjang hidup mereka,” jelas Kandoli.
Jebolan Universitas Negeri Malang ini berharap ada tim pengawas melakukan inspeksi untuk memastikan bahwa semua siswa-siawi kembali memenuhi standar keamanan dan kenyamanan. Selain itu, dilakukan juga survei kepuasan masyarakat untukpungkasnya mendapatkan masukan dan saran guna perbaikan program di masa mendatang.
“Berharap melalui kegiatan PKM ini, program asupan gizi ini tidak hanya menyediakan solusi jangka pendek padasiswa-siswi, tetapi juga membangun ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana di masa depan melalui pendidikan dan pemberdayaan komunitas,” pungkasnya. (Abner)