MINAHASA – Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Manado (Unima) menggelar Seminar Pendidikan Sejarah dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Selasa (28/10/2025), bertempat di Aula FISH Unima.
Kegiatan yang mengusung tema “Sumpah Pemuda: Manifestasi Akal Budi dalam Sejarah Peradaban Bangsa” ini diikuti oleh ratusan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah serta sejumlah partisipan dari civitas akademika FISH Unima.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa bersama, kemudian dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FISH Unima, Dr. Aksilas Dasfordate, S.Pd., M.Hum, didampingi Sekretaris Jurusan, Drs. Almen Ramaino, M.Si.
Dalam sambutannya, Dr. Aksilas menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah kebangsaan Indonesia yang perlu terus diinternalisasi dalam dunia pendidikan.
“Sumpah Pemuda bukan hanya peristiwa historis, tetapi manifestasi akal budi yang membentuk karakter bangsa. Mahasiswa harus mampu meneladani nilai persatuan, nasionalisme, dan daya kritis dalam membangun peradaban modern,” ujarnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Sejarah, Filipo Makagansa, turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan menekankan pentingnya memahami sejarah bukan sekadar hafalan, tetapi sebagai pembelajaran hidup untuk masa depan bangsa.
Seminar menghadirkan Dr. Meike Imbar, M.Pd., dosen senior Jurusan Pendidikan Sejarah FISH Unima, sebagai narasumber utama. Dalam materinya, Dr. Meike menyoroti pentingnya “manifestasi akal budi” sebagai kekuatan moral dalam perjalanan sejarah bangsa.
“Akal budi adalah inti dari peradaban. Dari sanalah lahir nilai-nilai luhur yang membentuk identitas dan daya tahan bangsa Indonesia,” tegasnya.
Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif dan penyerahan sertifikat kepada pemateri.
Salah satu peserta seminar, Miracle Rumondor, mengungkapkan pandangannya bahwa kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi generasi muda untuk memahami makna sejarah secara lebih mendalam.
“Tema Manifestasi Akal Budi dalam Sejarah Peradaban Bangsa mengingatkan kita bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi cermin moral dan nalar bangsa. Tantangannya, bagaimana nilai akal budi itu tidak berhenti di ruang diskusi, melainkan hidup dalam cara berpikir, bersikap, dan bertindak generasi muda hari ini,” ujarnya.
Miracle berharap seminar ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan kesadaran sejarah yang kritis dan berkarakter.
“Harapan saya, seminar ini menjadi ruang refleksi, bukan sekadar peringatan. Dari sini lahir kesadaran bahwa sejarah adalah cermin untuk menata peradaban. Sumpah Pemuda harus dimaknai ulang bukan hanya tentang persatuan, tapi tentang akal sehat dan budi yang berani melawan kebodohan zaman.” tutup Rumondor.
Dengan terselenggaranya seminar ini, Jurusan Pendidikan Sejarah FISH Unima diharapkan terus menjadi pelopor dalam menanamkan semangat kebangsaan, daya nalar, dan akal budi sebagai fondasi pendidikan karakter generasi muda Indonesia.
(Abner)

